Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Kabar Kuliner
DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-15 08:28:02【Kabar Kuliner】206 orang sudah membaca
PerkenalanAnggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka berkunjung ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep di Kab

Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia,
Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong kemandirian industri gula nasional dari hulu ke hilir demi mewujudkan swasembada gula serta Save Molases Nasional.
"Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia," kata Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Surabaya, Senin.
Save Molases Nasional sendiri merupakan sebuah target baru pemerintah Indonesia untuk mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan molases atau tetes tebu secara nasional khususnya dalam konteks industri gula dan ketahanan pangan.
Menurut Rieke, langkah pemerintah sudah cepat dalam merespons persoalan penyerapan gula petani yang sebelumnya terdapat sekitar 100 ribu ton gula petani yang belum terserap.
Baca juga: ESDM gandeng industri singkong hingga tebu genjot produksi etanol
Persoalan itu, kata dia, telah teratasi melalui koordinasi lintas kementerian serta DPR RI dan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan pimpinan Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto akhirnya berkomunikasi dengan berbagai pihak hingga keluar anggaran dari kas negara sebanyak Rp1,5 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk menugaskan dua pabrik gula BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk menyerap gula petani yang belum tertampung.
Ngak hanya itu, upaya diperkuat dengan kebijakan pemerintah yang telah menghapus Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen terhadap penjualan gula petani sehingga meningkatkan daya saing dan menunjukkan keberpihakan terhadap produksi dalam negeri.
Baca juga: SGN: Harga gula Rp14.500 per kilogram jaga keberlanjutan petani tebu
Selain menyoroti aspek hilir gula, Rieke juga menegaskan pentingnya pengembangan produk turunan tebu salah satunya molases atau tetes tebu yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia menyebutkan, molases berpotensi menjadi bahan baku penting bagi industri makanan, farmasi, kosmetik, dan energi baru terbarukan khususnya etanol.
“Karena pada 2027 kita akan menuju program E10,” kata Rieke.
Baca juga: Komisi VI DPR dan SGN pantau kesiapan industri bioenergi di Mojokerto
Suka(61)
Sebelumnya: Dari PPKD Jaksel menuju ke Negeri Sakura
Selanjutnya: 16 spesies burung migran terpantau tiba di NTB
Artikel Terkait
- Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
- Anggota DPRD Jabar: Pengawasan Program MBG harus diperketat
- Koalisi organisasi masyarakat minta pemerintah terapkan cukai MBDK
- Warga relokasi Cikande berharap dekontaminasi cepat selesai agar bisa pulang
- SD Negeri OO3 Penajam ajarkan kemandirian lewat program MBG
- 8.000 korban erupsi Lewotobi NTT masih ditanggung pemerintah pusat
- SPPG Polda Kalteng salurkan MBG pertama bagi 1.000 penerima manfaat
- Harga mahal, Bappenas: 40
- Badan Gizi Nasional tekankan kebersihan MBG cegah keracunan pada anak
- SPPG Polda Kalteng salurkan MBG pertama bagi 1.000 penerima manfaat
Resep Populer
Rekomendasi

Makanan dan minuman sehat yang bisa membantu menambah tinggi badan

Dinkes ungkap 7,2 persen anak di Sulbar alami risiko hipertensi

Menko PM terima pesan untuk Presiden Prabowo dari siswi SDN Aek Tolang

Bupati Gowa tawarkan pasokan bahan pokok Perseroda ke SPPG

Kapolri siapkan fitur lapor cepat pada aplikasi ojek daring untuk kamtibmas

6 gaya hidup anak muda yang diam

Wihaji: Pendistribusian MBG di pulau

BPKN siap panggil Aqua terkait dugaan sumber air dari sumur bor